Waktu itu gue pernah ngalamin yang namanya nangis tiba-tiba tanpa ada alasan yang pasti. Entah kenapa waktu itu gue sedih banget sampe nangis, tapi enggak tau karena sebab apa gue bisa ngerasa sedih sampe nangis. Sebenernya pernah beberapa kali gue ngalamin hal yang sama. Tiba-tiba ditengah perjalanan pulang kampus entah kenapa tiba-tiba air mata gue netes gitu aja. Gue sampe heran sendiri, ini ada apasih sama perasaan gue? Kayaknya waktu itu pun masalah gue nggak terlalu berat dan masih bisa gue tanganin. Air mata yang tiba-tiba keluar gitu aja, dan perasaan gue pun yang mendadak sedih banget, gue sampe mikirin penyebab kenapa gue tiba-tiba mendadak sedih sampe ngeluarin air mata. So, sampe sekarang perkara itu nggak terjawab. Yasudahlah yaa gue abaikan saja.
Dan kali ini, gue punya masalah, gue pengen banget nangis tapi air mata gue nggak bisa keluar. Perasaan gue yang nggak karuan, sedih, berantakan, semuanyalah campur aduk. Rasanya gue pengen nangis sambil mukulin samsak. Tapi apa? Nggak bisa. Susah banget buat gue nangis padahal siapapun yang lagi ngadepin masalah kayak gue ini pasti bikin nangis seharian. Entahlah kenapa bisa seperti ini, kayak ada yang nahan diri gue buat nggak gampang nangis, hati kecil gue kayak ngedoktrin diri gue buat tegar. Mungkin lebih tepatnya sok tegar kali yaa, biar nggak keliatan lemah banget didepan orang-orang. Tapi emang gue kuat ko. Hahaha.
Semoga ini adalah kebodohan, kecerobohan, kesalahan yang gue lakuin untuk pertama dan terakhir kalinya. Udah cukup biar gue yang menikmati rasa penyesalan ini. Gue nggak mau orang-orang yang sayang sama gue dan orang-orang yang gue sayangin itu sedih, kecewa akibat dari kebodohan yang gue lakuin. Biar rasa penyesalan ini gue telen sendiri. Gue juga nggak berharap buat mengulang semuanya dari awal, cukup maaf yang gue harapkan saat ini. Karena dengan maaf dari orang yang kita kecewakan itu setidaknya bisa mebuat hidup kita lebih baik.
Dan sekarang, gue akan mulai pelan-pelan menata hati gue kembali. Walau gue tau entah sampai kapan hati yang retak, berantakan akan kembali utuh.
sebuah kata kata yang sengaja dirangkai yang melatar belakangi kisah klasik perjalanan hidup seorang gadis yang memiliki segudang keinginan dan impian. ia curahkan melalui sebuah tulisan dengan harapan tulisannya bisa dibca oleh khalayak luas karena ia bermimpi ingin menjadi seorang penulis.
Rabu, 29 Juni 2016
Kamis, 09 Juni 2016
Kau adalah Api
Inilah aku yang mengaku tak perduli
Tapi diam2 masih memperhatikanmu
Inilah aku yang mencoba untuk melupakan
Tapi dalam pekat malam masih mengingatmu
Inilah aku yang sedang membencimu
Tapi masih saja menulis sajak tentangmu
Inilah aku yang ternyata masih tak bisa berbohong
Mengenai apa yang sedang aku lakukan ini
Tak sedikitpun kau luput dari lamunan malamku
Kau adalah lelah yang selalu aku nikmati
Kau adalah kebosanan yang selalu aku nanti
Kau adalah Api yang tak pernah padam
Tapi diam2 masih memperhatikanmu
Inilah aku yang mencoba untuk melupakan
Tapi dalam pekat malam masih mengingatmu
Inilah aku yang sedang membencimu
Tapi masih saja menulis sajak tentangmu
Inilah aku yang ternyata masih tak bisa berbohong
Mengenai apa yang sedang aku lakukan ini
Tak sedikitpun kau luput dari lamunan malamku
Kau adalah lelah yang selalu aku nikmati
Kau adalah kebosanan yang selalu aku nanti
Kau adalah Api yang tak pernah padam
Senin, 06 Juni 2016
PULANG
"Aku tahu, kau tetap penasaran tentang banyak hal, karena kau dibesarkan dengan rasionalitas. Tapi saat kau tiba pada titik itu, maka kau akan mengerti dengan sendirinya. Itu perjalanan yang tidak mudah, Bujang. Kau harus mengalahkan banyak hal. Bukan musuh-musuhmu, tapi diri sendiri, menaklukkan monster yang ada di dirimu. Sejatinya, dalam hidup ini, kita tidak pernah berusaha mengalahkan orang lain, dan itu sama sekali tidak perlu. Kita cukup mengalahkan diri sendiri. Egoisme. Ketidakpedulian. Ambisi. Rasa takut. Pertanyaan. Keraguan. Sekali kau bisa menang dalam pertempuran itu, maka pertempuran lainnya akan mudah saja.
“Aku tidak bisa melatihmu, Bujang. Tidak bisa menjawab pertanyaanmu. Sekarang saatnya kau melatih diri sendiri dan menemukan jawaban dari dirimu sendiri. Hanya seorang samurai sejati yang tiba pada titik itu. Di titik ketika kau seolah bisa keluar dari tubuh sendiri, berdiri, menatap refleksi dirimu seperti sedang menatap cermin. Kau seperti bisa menyentuhnya, tersenyum takzim, menyaksikan betapa jernihnya kehidupan. Saat itu terjadi, kau telah pulang, Bujang. Pulang pada hakikat kehidupan. Pulang, memeluk erat semua kesedihan dan kegembiraan.”
(hal. 219). Lesson By Tere Liye
“Aku tidak bisa melatihmu, Bujang. Tidak bisa menjawab pertanyaanmu. Sekarang saatnya kau melatih diri sendiri dan menemukan jawaban dari dirimu sendiri. Hanya seorang samurai sejati yang tiba pada titik itu. Di titik ketika kau seolah bisa keluar dari tubuh sendiri, berdiri, menatap refleksi dirimu seperti sedang menatap cermin. Kau seperti bisa menyentuhnya, tersenyum takzim, menyaksikan betapa jernihnya kehidupan. Saat itu terjadi, kau telah pulang, Bujang. Pulang pada hakikat kehidupan. Pulang, memeluk erat semua kesedihan dan kegembiraan.”
(hal. 219). Lesson By Tere Liye
FLY
Jangan terbang tergesah-gesah
Kepakan sayap dengan perlahan
Tak perlu melesat dengan jauh
Baca mata angin dengan tepat
Nikmati dulu pemandangannya
Rasakan hembusan anginnya
Yang menyentuh inti hatimu
Sapa burung-burung yang melintas
Bila akhirnya kau tiba dititik puncak
Kau hanya perlu untuk belaku bijak
Agar tak jatuh dikala kau tak siap
Karena tak ada pundak untuk bersandar
-AL-
RangKaMu (Rangkaian Kata Mutiara)
Kepakan sayap dengan perlahan
Tak perlu melesat dengan jauh
Baca mata angin dengan tepat
Nikmati dulu pemandangannya
Rasakan hembusan anginnya
Yang menyentuh inti hatimu
Sapa burung-burung yang melintas
Bila akhirnya kau tiba dititik puncak
Kau hanya perlu untuk belaku bijak
Agar tak jatuh dikala kau tak siap
Karena tak ada pundak untuk bersandar
-AL-
RangKaMu (Rangkaian Kata Mutiara)
Langganan:
Komentar (Atom)